so long
September 13, 2008 at 2:18 pm 15 komentar
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi dihati
Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama, saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka, saat kita tertawa
Perpisahan, memang niscaya
Seperti pertemuan, juga niscaya
Ketika perpisahan tercipta, berarti akan ada pertemuan baru
Akan ada pelajaran baru
Teringat disaat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita
Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama, saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka, saat kita tertawa
Seperti perpisahan dan pertemuan,
Niscayanya akan mewarnai rasa kehidupan
Di tiap lembar kehidupan, ada cerita, ada kisah, ada hikmah
Ada pendewasaan, ada kekecewaan, ada bahagia, ada tangis, ada tawa
Karena perpisahan adalah ujian Cinta
: apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan saja setelah mengatakan, “Kami telah beriman”, padahal mereka belum diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.Al-Ankabut : 2-3
Karena perpisahan juga, seperti sang telaga
:
akulah si telaga: berlayarlah di atasnya;
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
— perahumu biar aku yang menjaganyasapardi djoko damono
perpisahan adalah debur asa dan luapan pengharapan
Seperti juga dengan Ramadhan
Ketika ia tiba, kelak ia akan pergi
Membawa sejuta asa, dan sejuta petualangan baru
Tapi aku yakin, ketika ada perpisahan, maka akan ada pertemuan (yang aku rindukan)
Entry filed under: ceritacerita. Tags: ingin dibagi, jejalan kehidupan.
15 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan ke ajeng Batalkan balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. radit | September 15, 2008 pukul 4:54 pm
Lebaaaai…
Amin2…semoga Allah melancarkan pertemuan yang telah dirindu2kan…
Never stop hoping!
2. fani ferdiana | September 15, 2008 pukul 10:20 pm
so = sangat
long = panjang
so long = sangat panjang
hehehehehehehe
3. ajeng | September 15, 2008 pukul 10:36 pm
gomen2, tadi yg nulis ajeng, bukan fani 🙂 … iya deh, nulisnya yg serius sekarang pi ^^
tapi memang benar kan… waktu perpisahan sampai kita pertemukan lagi nanti di surga-Nya (aamiin) memang ‘sangat panjang’…
terhitung sejak nyawa tercabut dari raga
melalui masa ribuan tahun menunggu
di alam barzah hingga hari kebangkitan
melalui hari-hari dimana matahari cuma sejengkal dari ubun2 menuju hari perhitungan amal
dan menunggu hari keputusan apakah surga atau neraka menjadi tempat peristirahatan sesungguhnya
so long… sangat panjang…waktu menuju ke sana
sudah siapkah bekal kita untuk waktu yg sangat panjang itu ?
(retoris…terutama utk diri sendiri)
4. xtraardeenary | September 16, 2008 pukul 11:47 am
Melankolis lgi…
5. arinkusayang | September 16, 2008 pukul 12:26 pm
waduh teteh.. ada apa denganmu?? melankolis bgt postinganya.. sampe2 masukin puisinya pak sapadi..
hmm, jadi inget puisinya… “aku ingin”
~~~~~ I Want~~~~~~~
I want to love you simply,
in words not spoken:
tinder to the flame which transforms in to ash…
I want to love you simply,
in signs not expressed:
clouds to the rain which make them evanesce…
~*Before Dawn : The Poetry of Sapardi Djoko Damono*~
==================================
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(Sapardi Djoko Damono)
===================================
waduh, gantian aku deh yg jadi melankolis.. huh, jadi inget sama pak sapadi sihh… penyair kesayangan aku tuh..
6. miftajah | September 16, 2008 pukul 2:25 pm
@ radit
lebai apanya? biasa aja kok. ada yang lebih lebai. kan pangkatku di geng lebai baru “lebai dikit”. kalo mau belebai-lebai musti belajar ama master dulu. hohohoho… [lebai kanan, asyik…seru!; lebai kiri…ngeri…bahaya!]
@ ajeng2 (dan penyamarannya sebagai fani)
so long… sampai bertemu lagi diperjalanan panjang…
@ kang ardian
kata anni, melankolis itu perlu. asal pas lagi menyelesaikan masalah jangan pake mode melankolis. bisa berabe!
@ arin
suka Sapardi Djoko Damono juga?
tapi aku lebih suka sang presiden penyair!
Sutardji Calzoum Bachri
He’s different…
7. annitldari5bdg | September 16, 2008 pukul 8:17 pm
@ Fani & Pipi
So+Long = ….
Kalo di eja kaya di lagu kastol, jadinya apa ya artinya?
=)
8. arinkusayang | September 17, 2008 pukul 11:02 am
@ teh pipi
tetehhh, i love you.. i miss you..
“budak keciiiikkkkk”
9. ardee | September 17, 2008 pukul 2:00 pm
Ha… iya gitu? emg klo mode melankolis pas nyelesain masalah knp gtu?
10. miftahnyapipi | September 17, 2008 pukul 2:10 pm
@ kang ardian
yang main bukan logika, tapi perasaan [secara gue orang thinking getoo]. dan kebiasaan buruk keras kepalanya pasti keluar kalo ga pake logika.
11. ardee | September 17, 2008 pukul 2:30 pm
oh… gitu ya…
Pantesan…
12. arinkusayang | September 19, 2008 pukul 10:17 am
wahhhh, teh pipi keras kepala ya org nya.. pantes aja yahh..
“mengapa slalu aku yg mengalaahhh.. tak pernahkah kau berpikir, sedikit tentang hatiku…”
13. arinkusayang | September 19, 2008 pukul 12:28 pm
hahaha, teh pipiiii.. teh pipiii…
ujug2 begitu baca komen ini langsung sms arin..
“bla bla bla bla.. gomenasai gomenasai”
hahaha =))
ini mah lagu tetehhhh..
judulnya “Selalu Mengalah”.. yg nyanyi nya Seventeen
[Reff:]
Mengapa slalu aku yang mengalah..
Tak pernahkah kau berpikir sedikit tentang hatiku..
Mengapa ku yang harus selalu mengalah..
Pantaskah hatiku masih bisa bersamamu..
wakakKkAKAKAKkkak!! :p
14. arinkusayang | September 19, 2008 pukul 12:31 pm
hiksz.. hikszz..
teteh, aku lagi cemburuww… T_T
hahahahahahahaha!!!!!!!!!!
15. miftahnyapipi | September 21, 2008 pukul 12:23 am
@ arin
dasar anak muda!
keras kepala wajar kalee…
pantesan apa?